Jakarta - Beberapa hari ini, milisi buron yang bernama Joseph Kony terkenal di dunia maya. Sebuah video tentang kebrutalan dan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Kony yang bernama Kony 2012 atau Pasukan Perlawanan Tuhan, diakses hampir 50 juta penonton sejak awal minggu ini.
Video "anti-Kony" itu dibuat oleh LSM Invisible Children yang ingin menyebarluaskan tentang sosok Kony yang mereka sebut milisi kejam.
Joseph Kony dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas kekejamannya dan sedang diburu 100 anggota Pasukan Khusus AS serta empat negara di negara Afrika Tengah.
Kony didakwa oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas 12 kasus kejahatan terhadap kemanusiaan dan 21 tuduhan kejahatan perang. Dia juga dituduh membunuh ribuan dan menggusur hingga 2 juta orang.
"#stopkony" termasuk di antara 10 besar trending di Twitter dunia maupun Amerika Serikat, lebih tinggi dari New iPad.
Kampanye "anti-Kony" dari Invinsible Children itu makin sukses karena beberapa selebriti Amerika ikut dalam kampanye itu, seperti Tori Spelling, 'Diddy' Combs Sean, Rhianna dan empat bersaudara Kardashians. Mereka men-tweet tentang panglima perang tersebut.
Justin Bieber, sosok kedua paling populer di Twitter, juga beberapa kali mempromosikan pesan Invinsible Children, antara lain dengan menulis '#Kony2012 jadi nomor 1 topik tren di Twitter seluruh dunia!! Lihat kenapa bisa begitu...bisa jadi akan mengubah hidup kita. "
"Diddy' Combs Sean dengan akun Twitter @iamdiddy, antara lain menulis "Joseph Kony yang terhormat, Aku akan bantu kamu jadi TERKENAL!!!!. Kami akan menghentikan KAMU #StopKONY !. Semua followersku 6.000.000 harap RT sekarang!!! Pls!"
Tapi, bukan berarti tidak ada kritik terhadap trending topik ini. Satu kritik menyebutkan bahwa terhadap mendadak banyaknya perhatian terhadap Kony adalah teralihkannya perhatian serta dana atas masalah-masalah yang lebih penting di AFrika seperti kelaparan dan penanggulangan AIDS.
LSM Invinsible Children juga dikritik karena mendukung Angkatan Darat Uganda, padahal mereka dituduh melakukan penyiksaan dan pelanggaran HAM lainnya.
Majalah Foreign Affair menuduh Invinsible Children melebih-lebihkan soal Kony termasuk soal jumlah korban.
Invinsible Children juga mendapat sumbangan hingga tahun lalu terkumpul 8,7 juta dolar tapi hanya 3,3 juta dolar yang digunakan untuk program dukungan di Afrika tengah.
Invinsible Children juga dikritik karena tidak merespon permintaan untuk keterbukaan informasi.
Kelompok pengawas nirlaba Charity Navigator menilai Invinsible Children dengan peringkat dua bintang dari skala lima bintang soal keterbukaan keuangan.
Advertisement
NB: Terima kasih atas kunjungannya. Berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini.